Setelah kami mendarat sekitar jam 18.00 WITA kami langsung makan seafood di sekitar Tempat pelelangan ikan, ikannya fresh banget dan bumbu masakannya enak recommended dah makan disana dan harganya tidak mahal masih mahalan makan seafood di jakarta di bandingkan di Labuan Bajo dan tentunya harus pinter pinter nawar dong hehe..
Disitu kita milih sendiri apa yang mau kita makan dan nnti di masakin dengan hidangan Khas Labuan Bajo, kurang enak apalagi coba :D
Tapi bukan makanan yang kita bahas tapi perjalanan kami ke Waerebo, setelah makan maka kami segera melanjutkan perjalanan ke Waerebo sekitar jam 21.00 WITA dengan mobil sewaan yang kami sewa terlebih dahulu.
Perjalanan kami tempuh sebanyak 8 jam dan kami sampai jam 03.00 dan langsung rebahan di tempat Pak Blasius di desa Denge, di Denge (pak Blasius) kami langsung di suguhkan dengan kopi hangat karena di daerah tersebut merupakan pegunungan jadi cuaca ya dingin banget. sambil ngopi kami di jelaskan mengenai biaya yang akan di keluarkan untuk menuju ke Waerebo (April 2016), yaitu :
Kemaren Kami tidak menginap karena mepet waktunya harus ke Ende lagi, Biaya yang kami keluarkan dengan Grup adalah sebagai berikut :
Makan : 35.000
Porter : 200.000 / grup (10 orang)
Masuk ke Waerebo : 200.000
Total : 255.000
Mahal sih tapi Worth it la karena Rumah Adat Waerebo ( Mbaru Niang) merupakan sebuah sejarah besar untuk Wae Rebo. Badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menganugerahi Wae Rebo sebagai peraih Award of Excellence pada UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation. Sebuah penghargaan tertinggi dalam bidang konservasi warisan budaya. Wae Rebo mengalahkan pesaing-pesaing seluruh dunia yang tak kalah berkualitas pada Tanggal 27 Agustus 2012.
Perjalanan dari Desa Denge ke Waerebo memerlukan waktu sekitar 3 jam untuk naik keatas tapi selama itu tidak terasa karena banyak pemandangan yang menyejukan mata sebelum sampai ke Desa Waerebo.
Di Waerebo tidak ada sinyal sama sekali maka jangan berharap jika kita bisa langsung Update ketika sudah sampai di atas hehehe...
setelah 2,5 jam berlalu kami akhirnya sampai ke pintu masuk Waerebo, sebelum masuk ke Desa nya hal yang pertama dilakukan adalah membunyikan Pentungan (Bambu Horizontal) sebanyak 3 kali, hal itu dilakukan sebagai petanda bahwa akan ada tamu yang datang, Hal tersebut dilakukan oleh Guide kita.
Setelah makan siang bersama kami langsung bergegas untuk packing untuk turun ke bawah (Desa denge) turun ke bawah memerlukan waktu sekitar 1,5 - 2 Jam tergantung dari kecepatan masing-masing.
Setelah kami sampai di bawah deket Jembatan kami langsung di jemput oleh mobil yang kami sewa untuk di antar ke rumah pak Blasius kembali. Setiba kami sampai di kediaman Pak Blasius kami langsung bersih-bersih dan repacking tas tas kami kembali. Oh iya di tempat Pak Blasius kita nitip tas jadi kita keatas (Waerebo) tidak membawa barang lagi hanya yang penting saja.
Setelah berberes kami langsung melanjutkan perjalanan ke Ruteng, sekitar jam 15.00 WITA (Desa Denge - Dintor - Ruteng ) selama 3jam kurang lebih, sepanjang perjalanan menuju ke ruteng mata kami dimanjakan oleh pemandangan yang indah yang tidak kami lihat dikarenakan perjalanan malam kemaren, disepanjang perjalanan kami melihat Gunung, Laut, Sawah yang menguning di tambah sorotan senja matahari sangat memanjakan mata dan membuat bersyukur atas kebesaran sang pencipta.
Kemaren Kami melewati jalur belakang/ Jalan lintas untuk sampai ke Ruteng yaitu Taman Hutan Raya Ruteng. Menurut saya jalannya sepi tapi karena itu jalan lintas banyak truck- truck gede yang lewat, tapi jalan yang kita lewati juga agak rusak.
sepanjang jalan Tahura kita dimanjakan oleh Pohon Pinus dan pemandangan yang indah, dan disana cepet banget turun kabutnya. sebelum masuk ke Kota Ruteng Kami istirahat dan menikmati bakso khas Ruteng dan rasanya enak banget karena makan di puncak sambil di selimutin Kabut kebal.
Selesai kami makan Bakso kami langsung pergi ke Kota untuk mencari penginapan di kota Ruteng, Kami menginap seperti Hotel kelas melati karena mengingat bujet yang akan kami keluarkan dan perjalanan masih panjang.
Saran sih untuk menginap jika memiliki bujet lebih untuk memilih hotel yang lebih bagus, karena hotel melati yang kami bermalam sering di razia oleh aparat kepolisian mungkin dihotel tersebut sering dijadikan untuk Narkoba atau prostitusi dan di ketok malem-malem ketika kita sudah tidur itu gak enak banget mengganggu tidur kita.
SPIDER WEB RICE FIELD CANCAR
sekitar jam 07.00 WITA kami langsung Check Out dari hotel tersebut dan langsung berbegas untuk menuju ke Sawah yang berbentuk Sarang Laba-laba (Spider Web Rice Field) di Desa Cancar. masuk nya murah kok cuman Rp10.000 perorang ada juga penjaganya menawarkan pakai tongkat tapi menurut saya sih tidak perlu karena gak begitu terjal perjalanannya sekitar 20menit paling lama sudah sampai keatas kita langsung bisa menikmati indahnya ciptaan tuhan seperti corp circle yang dibuat oleh alien.
sejarah nya kenapa di bentuk sedemikian rupa, konon nenek moyang ingin membagi tanah secara adil maka dibentuk seperti sarang laba-laba.
berikut penampakan dari spider field cancar :
Bajawa
setelah puas dengan melihat corp cirlcle yang di buat oleh nenek moyang kita bukan alien ya hehhee kami langsung bergegas melakukan perjalanan kembali yaitu ke kampung ada Bajawa. perjalanan kurang lebih kami sekitar 3-4 jam, cukup melelahkan sih tapi terbayar sama pemandangan yang asri dan alami di Ruteng.
untuk sekedar info jalan yang dilalui cukup berkelok mungkin bagi yang tidak terbiasa akan mabuk di jalan lebih bagus minum antimo dan langsung tidur deeeh...
selang waktu berjalan kami akhirnya tiba di kampung adat Bajawa.
pertama kali kami masuk, kami langsung disuruh lapor ke ketua adat mereka dan mengisi tamu, untk biaya kami disruh seikhlasnya aj untuk masuk ke kampung tersebut, setelah selesai kami langsung siap siap untuk menikmati dan bercengkrama dengan anak suku bajawa dan pastinya aktivitas tidak bisa di hindari yaitu foto :D hahahaa.
ini adalah beberapa foto untuk desa adat bajawa :
sekitar satu jam kami disini untuk bercengkrama dengan warga sekitar dan kami bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan ke kelimutu.
Danau Kelimutu
siapasih yang tidak kenal dengan kelimutu ? danau kelimutu adalah danau yang terdiri dari 3 kawah gunung yang tiap tahunnya berubah warna masih tidak tau lagi coba deeh liat uang gocap (Rp5000) zaman waktu dulu yang masih ada 3 danau nya itulah nama nya danau kalimutu...
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya.
Tau kan Gue ?
Ya iya lah nama nya juga Googling hahaha :D
aktivitas yang dilakukan disini adalah berburu golden sunrise.
Warna Biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" diyakini oleh penduduk setempat menjadi tempat berkumpulnya orang-orang meninggal di usia muda.
Warna Merah atau "Tiwu Ata Polo" diyakini menjadi tempat berkumpul arwah orang-orang yang semasa hidupnya sering melakukan perbuatan jahat.
Berikut adalah penampakan dari Danau / Kawah Kelimutu :
Demikianlah perjalanan singkat kami selama 7 hari untuk menaklukan labuanbajo - Ruteng - Bajawa - Ende.
tunggu trip kami selanjutnya.
Disitu kita milih sendiri apa yang mau kita makan dan nnti di masakin dengan hidangan Khas Labuan Bajo, kurang enak apalagi coba :D
Tapi bukan makanan yang kita bahas tapi perjalanan kami ke Waerebo, setelah makan maka kami segera melanjutkan perjalanan ke Waerebo sekitar jam 21.00 WITA dengan mobil sewaan yang kami sewa terlebih dahulu.
"Tips : Kalo Hari Libur Panjang maka pesanlah mobil terlebih dahulu"Perjanan Kami tempuh dari Labuan Bajo selama 8 Jam (Labuan Bajo - Ruteng - Denge ) dengan jalan yang berliku-liku, saran sih sebelum berangkat diharapkan minum antimo terlebih dahulu biar bisa tidur nyenyak meskipun lewatin jalan jalan yang berkelok. Karena perjalanan kami malam jadi tidak bisa melihat pemandangannya, padahal di sepanjang perjalanan selama dari Bajo ke Waerebo itu sangat bagus karena yang kita lihat itu Laut dan Gunung.
Perjalanan kami tempuh sebanyak 8 jam dan kami sampai jam 03.00 dan langsung rebahan di tempat Pak Blasius di desa Denge, di Denge (pak Blasius) kami langsung di suguhkan dengan kopi hangat karena di daerah tersebut merupakan pegunungan jadi cuaca ya dingin banget. sambil ngopi kami di jelaskan mengenai biaya yang akan di keluarkan untuk menuju ke Waerebo (April 2016), yaitu :
Kemaren Kami tidak menginap karena mepet waktunya harus ke Ende lagi, Biaya yang kami keluarkan dengan Grup adalah sebagai berikut :
Makan : 35.000
Porter : 200.000 / grup (10 orang)
Masuk ke Waerebo : 200.000
Total : 255.000
Mahal sih tapi Worth it la karena Rumah Adat Waerebo ( Mbaru Niang) merupakan sebuah sejarah besar untuk Wae Rebo. Badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menganugerahi Wae Rebo sebagai peraih Award of Excellence pada UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation. Sebuah penghargaan tertinggi dalam bidang konservasi warisan budaya. Wae Rebo mengalahkan pesaing-pesaing seluruh dunia yang tak kalah berkualitas pada Tanggal 27 Agustus 2012.
Perjalanan dari Desa Denge ke Waerebo memerlukan waktu sekitar 3 jam untuk naik keatas tapi selama itu tidak terasa karena banyak pemandangan yang menyejukan mata sebelum sampai ke Desa Waerebo.
Di Waerebo tidak ada sinyal sama sekali maka jangan berharap jika kita bisa langsung Update ketika sudah sampai di atas hehehe...
setelah 2,5 jam berlalu kami akhirnya sampai ke pintu masuk Waerebo, sebelum masuk ke Desa nya hal yang pertama dilakukan adalah membunyikan Pentungan (Bambu Horizontal) sebanyak 3 kali, hal itu dilakukan sebagai petanda bahwa akan ada tamu yang datang, Hal tersebut dilakukan oleh Guide kita.
gambar pentungan
Waerebo dari atas
Waerebo tampak dati atas Taman Baca
Setelah kami sampai di Desa Waerebo kami langsung di hadapkan ke Ketua adat di Waerebo namannya "Alex", antara pemandu sebelum memulai upacara adatnya mereka berbicara dalam bahasa adat mereka kemudian seperti di bacakan mantra oleh ketua adat yang fungsinya adalah kami telah di sambut dan di terima oleh arwah nenek moyang mereka dan sudah di anggap sebagai anak Waerebo, sehingga kita bebas untuk melakukan apa saja termasuk foto dll. jika tidak melakukan upacara adat maka kata pak Alex seluruh kegiatan di Desa Waerebo tidak di Ridhai.
foto alay bersama tim go out and see indonesia
foto bersma pak alex yang memakai ikat kepala
this is me take a selfie :D
foto bareng anak waerebo
Setelah puas dengan foto foto maka kami kembali ke rumah adatnya untuk makan siang, makan siangnya buakn per grup tetapi kita makan bersama dengan grup grup lainnya,dan makan membentuk 1 lingkaran fungsinya mempererat persaudaraan dan saling kenal dan modus. hahhaa
Setelah makan maka kami langsung berkemas dan kembali ke bawah kembali (Desa Denge).
Setelah makan maka kami langsung berkemas dan kembali ke bawah kembali (Desa Denge).
Setelah makan siang bersama kami langsung bergegas untuk packing untuk turun ke bawah (Desa denge) turun ke bawah memerlukan waktu sekitar 1,5 - 2 Jam tergantung dari kecepatan masing-masing.
Setelah kami sampai di bawah deket Jembatan kami langsung di jemput oleh mobil yang kami sewa untuk di antar ke rumah pak Blasius kembali. Setiba kami sampai di kediaman Pak Blasius kami langsung bersih-bersih dan repacking tas tas kami kembali. Oh iya di tempat Pak Blasius kita nitip tas jadi kita keatas (Waerebo) tidak membawa barang lagi hanya yang penting saja.
Setelah berberes kami langsung melanjutkan perjalanan ke Ruteng, sekitar jam 15.00 WITA (Desa Denge - Dintor - Ruteng ) selama 3jam kurang lebih, sepanjang perjalanan menuju ke ruteng mata kami dimanjakan oleh pemandangan yang indah yang tidak kami lihat dikarenakan perjalanan malam kemaren, disepanjang perjalanan kami melihat Gunung, Laut, Sawah yang menguning di tambah sorotan senja matahari sangat memanjakan mata dan membuat bersyukur atas kebesaran sang pencipta.
Kemaren Kami melewati jalur belakang/ Jalan lintas untuk sampai ke Ruteng yaitu Taman Hutan Raya Ruteng. Menurut saya jalannya sepi tapi karena itu jalan lintas banyak truck- truck gede yang lewat, tapi jalan yang kita lewati juga agak rusak.
sepanjang jalan Tahura kita dimanjakan oleh Pohon Pinus dan pemandangan yang indah, dan disana cepet banget turun kabutnya. sebelum masuk ke Kota Ruteng Kami istirahat dan menikmati bakso khas Ruteng dan rasanya enak banget karena makan di puncak sambil di selimutin Kabut kebal.
Selesai kami makan Bakso kami langsung pergi ke Kota untuk mencari penginapan di kota Ruteng, Kami menginap seperti Hotel kelas melati karena mengingat bujet yang akan kami keluarkan dan perjalanan masih panjang.
Saran sih untuk menginap jika memiliki bujet lebih untuk memilih hotel yang lebih bagus, karena hotel melati yang kami bermalam sering di razia oleh aparat kepolisian mungkin dihotel tersebut sering dijadikan untuk Narkoba atau prostitusi dan di ketok malem-malem ketika kita sudah tidur itu gak enak banget mengganggu tidur kita.
SPIDER WEB RICE FIELD CANCAR
sekitar jam 07.00 WITA kami langsung Check Out dari hotel tersebut dan langsung berbegas untuk menuju ke Sawah yang berbentuk Sarang Laba-laba (Spider Web Rice Field) di Desa Cancar. masuk nya murah kok cuman Rp10.000 perorang ada juga penjaganya menawarkan pakai tongkat tapi menurut saya sih tidak perlu karena gak begitu terjal perjalanannya sekitar 20menit paling lama sudah sampai keatas kita langsung bisa menikmati indahnya ciptaan tuhan seperti corp circle yang dibuat oleh alien.
sejarah nya kenapa di bentuk sedemikian rupa, konon nenek moyang ingin membagi tanah secara adil maka dibentuk seperti sarang laba-laba.
berikut penampakan dari spider field cancar :
Bajawa
setelah puas dengan melihat corp cirlcle yang di buat oleh nenek moyang kita bukan alien ya hehhee kami langsung bergegas melakukan perjalanan kembali yaitu ke kampung ada Bajawa. perjalanan kurang lebih kami sekitar 3-4 jam, cukup melelahkan sih tapi terbayar sama pemandangan yang asri dan alami di Ruteng.
untuk sekedar info jalan yang dilalui cukup berkelok mungkin bagi yang tidak terbiasa akan mabuk di jalan lebih bagus minum antimo dan langsung tidur deeeh...
selang waktu berjalan kami akhirnya tiba di kampung adat Bajawa.
pertama kali kami masuk, kami langsung disuruh lapor ke ketua adat mereka dan mengisi tamu, untk biaya kami disruh seikhlasnya aj untuk masuk ke kampung tersebut, setelah selesai kami langsung siap siap untuk menikmati dan bercengkrama dengan anak suku bajawa dan pastinya aktivitas tidak bisa di hindari yaitu foto :D hahahaa.
ini adalah beberapa foto untuk desa adat bajawa :
sekitar satu jam kami disini untuk bercengkrama dengan warga sekitar dan kami bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan ke kelimutu.
Danau Kelimutu
siapasih yang tidak kenal dengan kelimutu ? danau kelimutu adalah danau yang terdiri dari 3 kawah gunung yang tiap tahunnya berubah warna masih tidak tau lagi coba deeh liat uang gocap (Rp5000) zaman waktu dulu yang masih ada 3 danau nya itulah nama nya danau kalimutu...
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya.
Tau kan Gue ?
Ya iya lah nama nya juga Googling hahaha :D
aktivitas yang dilakukan disini adalah berburu golden sunrise.
Danau terdiri dari 3 Warna yaitu :
Warna Biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" diyakini oleh penduduk setempat menjadi tempat berkumpulnya orang-orang meninggal di usia muda.
Warna Merah atau "Tiwu Ata Polo" diyakini menjadi tempat berkumpul arwah orang-orang yang semasa hidupnya sering melakukan perbuatan jahat.
Sedangkan Warna Putih atau "Tiwu Ata Mbupu" diyakini oleh warga desa sebagai tempat berkumpulnya arwah-arwah leluhur mereka yang meninggal ketika mereka tua.
Selain itu, masyarakat setempat percaya bahwa danau tersebut adalah danau keramat dan memberikan kesuburan pada daerah sekitarnya. Maka tak jarang sering diadakan upacara adat di danau tersebut di mana masyarakat memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah di danau tersebut.
Selain itu, masyarakat setempat percaya bahwa danau tersebut adalah danau keramat dan memberikan kesuburan pada daerah sekitarnya. Maka tak jarang sering diadakan upacara adat di danau tersebut di mana masyarakat memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah di danau tersebut.
Berikut adalah penampakan dari Danau / Kawah Kelimutu :
Demikianlah perjalanan singkat kami selama 7 hari untuk menaklukan labuanbajo - Ruteng - Bajawa - Ende.
tunggu trip kami selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar